Pada pelajaran yang
lalu, kamu telah mengetahui bahwa benda dapat bergerak karena adanya gaya.
Satuan gaya yang dilakukan pada sebuah benda dan menyebabkan benda itu bergerak
disebut usaha. Bahasan tentang usaha
inilah yang akan kamu pelajari sekarang.
Dalam fisika, usaha didefinisikan
sebagai hasil kali antara gaya dan perpindahan benda. Satuan usaha dalam SI
adalah Joule (J). Secara matematis,
dengan: W
= usaha (Joule, J)
F = gaya (N)
S =
perpindahan (m)
Usaha sebesar 1 Joule
dilakukan apabila gaya sebesar 1 Newton memindahkan benda sejauh 1 meter.
Energi (E) adalah suatu kemampuan dalam melakukan suatu usaha (W).
Saat kita melakukan usaha maka Energi yang kita keluarkan akan berubah menjadi
bentuk Energi yang lain, dan dalam perubahan Energi tersebut kita telah
melakukan suatu Usaha. Ini berarti Usaha adalah sama besar dengan Energi yang
digunakan.
Contoh:
Untuk mengangkat batu dari permukaan tanah dengan m = 1 kg, setinggi 5 meter (anggap g = 10 m/s2) maka:
Energi yang kita keluarkan = m . g . h = 10 . 10 . 1 = 50 Joule
Batu mengalami gaya = F = m . g = 1 .10 = 10 Newton
maka Usaha kita = W = F . h = 10 . 5 = 50 Joule
Batu mengalami kecepatan akhir =
v = \/`(2 . g . s) = \/`(2. 10. 5) = \/`(100) = 10 m/s
sehingga Energi kinetik batu adalah:
Ek = 1/2 . m . v^2 = 1/2 . 1 . (10)^2 = 1/2 . 100 = 50 Joule
Maka dengan mengeluarkan Energi 50 Joule kita telah melakukan Usaha terhadap batu sebesar 50 Joule sehingga batu mengalami Energi kinetik sebesar 50 Joule. (Hukum kekekalan Energi).
Contoh:
Untuk mengangkat batu dari permukaan tanah dengan m = 1 kg, setinggi 5 meter (anggap g = 10 m/s2) maka:
Energi yang kita keluarkan = m . g . h = 10 . 10 . 1 = 50 Joule
Batu mengalami gaya = F = m . g = 1 .10 = 10 Newton
maka Usaha kita = W = F . h = 10 . 5 = 50 Joule
Batu mengalami kecepatan akhir =
v = \/`(2 . g . s) = \/`(2. 10. 5) = \/`(100) = 10 m/s
sehingga Energi kinetik batu adalah:
Ek = 1/2 . m . v^2 = 1/2 . 1 . (10)^2 = 1/2 . 100 = 50 Joule
Maka dengan mengeluarkan Energi 50 Joule kita telah melakukan Usaha terhadap batu sebesar 50 Joule sehingga batu mengalami Energi kinetik sebesar 50 Joule. (Hukum kekekalan Energi).
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah
atau besaran dari suatu gaya. Jenis-jenis pesawat sederhana :
·
Tuas : Terdapat tiga titik yang menggunakan
gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan
kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat
bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa.Tuas/linggis
dapat digambarkan secara sederhana.
·
Bidang Miring : Bidang
miring merupakan sebuah pesawat sederhan berupa suatu permukaan datar yang
dimirngkan.
·
Katrol : Roda yang berputar pada porosnya.
·
Roda Berporos : Roda
berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat
berputar bersama-sama.
Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan
usaha atau kemampuan untuk melakukan usaha tiap satuan waktu. Secara matematis dituliskan:
dengan:
P = daya ( J/s)
W = usaha ( J)
t = waktu (s)
Berdasarkan persamaan ini, dapat
disimpulkan bahwa semakin besar laju usaha, semakin besar Daya. Sebaliknya,
semakin kecil laju Usaha maka semakin kecil laju Daya. Yang dimaksudkan dengan
laju usaha adalah seberapa cepat sebuah usaha dilakukan.
Karena W = F . s , maka persamaan di
atas dapat menjadi
dengan:
P = daya ( J/s)
F = gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
Daya merupakan besaran skalar,
besaran yang hanya mempunyai nilai alias besar, tidak mempunyai arah. Dalam SI,
satuan daya adalah joule/sekon atau watt dimana 1 watt = 1 J/s. Untuk keperluan
praktis, terutama dalam bidang teknik, satuan daya yang digunakan adalah daya
kuda atau horse power (hp) atau paarde kracht (pk) dimana: 1 hp = 746 watt.
Kalau kita perhatikan lampu pijar,
maka energi listrik yang diberikan kepada lampu lebih besar dari energi cahaya
yang dihasilkan lampu. Perbandingan antara daya keluaran (output) dengan daya
masukan (input) dikali 100%, disebut efisiensi
Efisiensi
tidak mempunyai satuan maupun dimensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar