Salah satu contoh spesiasi teori Darwin 2.0 pada burung adalah
kutilang, tetapi ukuran paruh bervariasi dan perilaku khusus berevolusi
ke habitatnya. Bukti-bukti ini telah lama diidentifikasi, bahwa
perubahan dramatis telah terjadi dibeberapa lingkungan, seperti
pembentukan Gunung Andes atau Sungai Amazon sebagai pendorong utama yang
membuat spesies menyimpang.
Baru-baru ini, para ahli menunjukkan bukti bahwa teori spesiasi Darwin
terjadi lebih lambat daripada perubahan geografis dramatis. Para ilmuwan
dari LSU Museum of Natural Science telah menemukan periode dan
kemampuan spesies untuk bergerak memutar bagian yang lebih besar dalam
proses spesiasi. Hasil penelitian yang menyangkut teori spesiasi Darwin 2.0 diterbitkan dalam jurnal Nature edisi November 2014.
Teori Darwin 2.0
Evolusi merupakan perubahan pada sifat yang diwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ini
biasanya disebabkan kombinasi variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi dibawa melalui gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup, kemudain bervariasi
dalam suatu populasi. Sementara sifat baru biasanya diperoleh dari
perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan
antar spesies.
Pada umumnya, evolusi didorong dua mekanisme utama yaitu seleksi alam dan bawaan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi. Begitupula sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Walaupun perubahan yang dihasilkan melalui genetik pembawa dan seleksi alam kecil, perubahan ini berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial, dimana proses tersbeut mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Kemiripan antara organismemengisyaratkan bahwa semua spesies berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses keragaman secara perlahan ini.
Menurut Robb Brumfield dan professor Roy Paul Daniels, keragaman luar biasa terlihat pada burung di Amerika Selatan, biasanya dihubungkan dengan perubahan besar dalam lingkungan. Dalam penelitian ini, mereka menunjukkan bahwa jangka waktu stabilitas lanskap ternyata jauh lebih penting. Mereka meneliti silsilah 27 jenis burung di bio-beragam, wilayah yang paling banyak di dunia, Neotropik yang membentang dari Meksiko selatan melalui Amerika Tengah hingga ke Brasil selatan, termasuk hutan hujan Amazon.
Pada umumnya, evolusi didorong dua mekanisme utama yaitu seleksi alam dan bawaan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi. Begitupula sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Walaupun perubahan yang dihasilkan melalui genetik pembawa dan seleksi alam kecil, perubahan ini berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial, dimana proses tersbeut mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Kemiripan antara organismemengisyaratkan bahwa semua spesies berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses keragaman secara perlahan ini.
Menurut Robb Brumfield dan professor Roy Paul Daniels, keragaman luar biasa terlihat pada burung di Amerika Selatan, biasanya dihubungkan dengan perubahan besar dalam lingkungan. Dalam penelitian ini, mereka menunjukkan bahwa jangka waktu stabilitas lanskap ternyata jauh lebih penting. Mereka meneliti silsilah 27 jenis burung di bio-beragam, wilayah yang paling banyak di dunia, Neotropik yang membentang dari Meksiko selatan melalui Amerika Tengah hingga ke Brasil selatan, termasuk hutan hujan Amazon.
Pengambilan sampel dikerjakan secara rinci yang memuat informasi
berbagai garis keturunan burung. Sehingga ilmuwan mampu mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dan lebih besar, sejak kapan dan bagaimana
spesies berkembang di garis keturunan mereka? Data genetik yang berhasil
dikumpulkan menunjukkan beberapa bukti spesies penyimpangan.
Diantaranya, dari 9 hingga 29 kasus berbeda di Pegunungan Andes, kasus
ini bervariasi dari waktu ke waktu.
Temuan ini menjelaskan penyebab utama spesiasi dalam teori Darwin 2.0, pembentukan Pegunungan Andes memiliki efek tidak langsung pada keragaman spesis sebagai penghalang semi-permeabel.
Kemudian, para ilmuwan mempelajari bagaimana sejarah dan ekologi yang
mempengaruhi spesiasi antara 27 garis keturunan burung. Disini mereka
menemukan bahwa, semakin lama jangka waktu suatu spesies dapat mendiami
suatu daerah, maka semakin besar kemungkinan akan menyebar (terpisah
dari kelompok) dan menyimpang. Dan mungkin saja spesis kurang bergerak
atau tidak berpindah, semakin besar kemungkinan mengalami perubahan.
Contohnya, burung yang hanya terbatas pada hutan menunjukkan
keanekaragaman spesies signifikan lebih tinggi daripada burung yang
menghuni hutan terbuka. Hasil pemuan ini memiliki konsekuensi
konservasi, jika spesies tidak bisa mendiami suatu wilayah yang sama
untuk waktu yang panjang, maka tidak akan memiliki kesempatan untuk
berkembang. Analisis ini juga menjelaskan bahwa perubahan lanskap
manusia secara efektif bisa saja membunuh proses spesiasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar