
Candi Boyolangu berada di tengah pemukiman
penduduk di wilayah Dusun Dadapan, Desa Boyolangu, kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulunaggung, Wilayah Propinsi Jawa Timur.
Bangunan induk perwara terdiri daridua teras
berundak yang hanya tinggal bagian kakinya. Bentuk bangunan berdenah
bujursangkar dengan panjang dan lebar 11,40 M dengan sisa ketinggian kurang
lebih 2,30M ( dengan mengambil sisi selatan ).
Didalambangunan ini terdapat sebuah sempalan arca
wanita Budha dan beberapa umpak berukuran besar. Kondisi arca sudah rusak,
namun masih terlihat baik. Bagian kepala dan anggota tangan arca hilang karena
pengrusakan. Oleh para ahli arca ini dikenal dengan nama Gayatri. Gayatri
adalah salah satu dari keempat anak raja Kertanegara ( Singhosari ) yang
kemudian diwakili Raden Wijaya ( Majapahit ). Masa hidupnya Gayatri terkenal
sebagai pendeta wanita Budha (Bhiksumi ) masa kerajaan majapahit dengan gelar
Rajapadmi.
Bentuk arca menggambarkan perwujudan Dhyani budha
Wairocana dengan duduk diatas padmasanan (singgasana)berhiasdaun teratai. Sikap
tangan rcaadalah Dharmacakramudra (mengajar). Badan arca dan padmasana tertatah
halus dengan gaya Majapahit. Sedangkan jumlah unpack pada bangunan perwara ini,
sebanyak tujuh buah dengan dua umpak berangka tahun 1291 C ( 1369 M ) dan 1322
C ( 1389 M ). Dengan adanya umpak – umpak tersebut diduga bangunan Candi Boyolangu
dahulunya memakai atap, mengingat fungsi umpakpada umumnya sebagai penyangga
tiang bangunan.
Berdasarkan angka tahun pada kedua umpak bangunan
induk ( 1369 M, 1380 M ) maka diduga Candi Boyolangu dibangun pada zaman
Majapahit masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk ( 1359 M, 1389 M ). Sedangkan
sifat, nama dan tempat bagunan disebutkan dalam kitab Kesusastraan
Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca (masa Majapahit Pemerintahan Raja Hayam
Wuruk ) bahwa di Boyolangu terdapat bangunan suci (candi) beragama Budha dengan
nama Prajnaparamitapuri.
Banguan perwara yang kedua berada di selatan
bangunan induk. Keadaan bangunan hanya tinggal bagian kaki dan berdenah
bujursangkar dengan ukuran panjang dan lebar 5,80 m. Adapun bangunan perwara
ketiga berada di utara bangunan induk perwara. Kondisi bangunan sudah runruh
dan berdenah bujursangkar dengan ukuran panjang dan lebar masing – masing
5,80m.
Latar Belakang Sejarah
Candi ini ditemukan kembali padatahun 1914, yang
menurut informasi sejarah dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
(1359 1389 M ). Sumber lainya menyebutkan bahwa candi ini merupakan penyimpanan
abu jenazah Gayatri yang bergelar Rajapadmi.
Berdasarkan pada angka tahun terdapat pada
bangunan induk diketahui bahwa candi ini dibangun padazaman majapahit, yaitu
sekitar abad XIV. Pembangunannya dikaitkan dengan tokoh wanita yang diduga
adalah Gayatri. Menurut kitab Nagarakertagama bangunan ini didirikan pada masa
Pemerintahan Hayam Wuruk ( 1359 1389 M) dengan nama Prajnaparamitaputri (
Slametmulyana, 1979 ).
Menurut keterangan para ahli bangunan
inimerupakan tempat penyimpanan abu jenazah Gayatri setelah jenazahnya dibakar
di lokasi lain yang berdekatan.
Situs ini berada pada dataran yang berjarak hanya
sekitar 6km di sebelah selatan kota Tulungagung. Di sekitarnya cukup banyak
situs lain yang dapat ikatakan sejaman. Sekitar 1km disebelah timurnya terdapat
Candi Sanggrahan yang menurut cerita merupakan tempat persinggahan pada saat
menuju Candi Boyolangu atau Candi Gayatri.
Latar Belakang Budaya
Situs ini dahulu berfungsi sebagai tempat
penyimpanan abu jenazah Gayatri dan sekaligus tempat pemujaan masyarakat
pendukungnya dalam pemuliaan tersebut Gayatri diwujudkan sebagai Dyani Budha
Wairocana dengan sikap Dharmacakramuda.
Hal tersebut didukung dengan temuan berupa
sumuran dan arca perwujudan Majapahit.melihat pada Arca Pantheon Dewa dan
wahananya,dapat ditentukan bahwa situs berlatar belakang agama Hindu.
Pada masa Indonesia kuno,candi dikenal sebagai
tempat pemujaan,temapat raja/penguasa yang telah meninggal dimanifestasikan
sebagai arca perwujudan yang sekaligus dijadikan sarana pemujaan masyarakat
pendukungnya.
Artinya tempat tersebut selain berfungsi sebagai
temnpat pemujaan juga sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Raja /Penguasa.
Fungsi candi persinggahan itu cukup menonjol
mengingat berbagai sumber menyebutkan peran Candi Boyolangu sebagai tempat
keramat yang di sekar para pembesar Majapahit setiapbulan Badrapada.
Di bagian selatan Candi Boyolangu ini, seolah –
olah melingkarinya, terdapat situs – situs lain yang berada di perbukitan.
Bermula dari Gua Tritis disebelah Barat Daya, terus ke Tenggara adalah situs –
situs Goa Selomangkleng, Candi Dadi dan Goa Pasir. Jarak antara Boyolangu dan
masing – masing situs berkisar antara 2 – 4 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar