Rabu, 18 Maret 2015

Iklim Exoplanet Layak Huni Seperti Bumi


Baru-baru ini, astrofisikawan asal University of Toronto menunjukkan peneliti bahwaiklim exoplanet yang berada di luar tata surya kemungkinan memiliki cadangan air cair dan lebih layak huni. Pemahaman baru tentang iklim exoplanets akan meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan kehidupan makhluk, dan hal ini menjadi pertanyaan terbuka.
Menurut Jeremy Leconte dari CITA, exoplanet luar tata surya berpotensi memiliki lautan dan iklim jauh lebih mirip dengan Bumi, dugaan ini menentang perkiraan sebelumnya. Hasil studi ini diterbitakan dalam jurnal Science Express edisi Januari 2015. Temuan ini didukung oleh Natural Sciences dan Engineering Research Council of Canada.

Hipotesis Iklim Permukaan Exoplanet

Para ilmuwan menganggap exoplanet berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan Bumi, umumnya selalu menunjukkan sisi yang sama dengan bintangnya. Exoplanet akan memutar sinkron dengan bintangnya, sehingga selalu ada satu belahan saling menghadap sementara belahan lainnya gelap dan dingin. Studi ini menunjukkan bahwa exoplanet berputar disekitar bintangnya, berputar dengan kecepatan serupa untuk menunjukkan siklus siang dan malam mirip dengan Bumi.
iklim exoplanet
Jika dugaan ilmuwan benar maka tidak ada yang permanen, sisi dingin exoplanet di malam hari menyebabkan air tetap terjebak dalam lapisan es raksasa. Tim ilmuwan menggunakan model iklim tiga dimensi yang dikembangkan untuk memprediksi efek atmosfer sebuah planet berdasarkan kecepatan rotasi yang menghasilkan perubahan iklim. Atmosfer merupakan faktor kunci mempengaruhi rotasi planet, dampak ini cukup penting untuk mengatasi rotasi sinkron dan menempatkan siklus siang dan malam. 
Meskipun astronom masih menunggu bukti pengamatan, argumen teoritis menunjukkan bahwa banyak exoplanets seharusnya memengembangkan atmosfer yang besar seperti Bumi. Dalam kasus Bumi, sebagian besar cahaya Matahari mencapai permukaan planet. Sehingga memaksimalkan efek pemanasan diseluruh atmosfer dan menghasilkan iklim yang lebih moderat diseluruh planet. 
Dengan membuat perbedaan suhu dipermukaan exoplanet, antara siang dan malam, antara khatulistiwa dan kutub, pemanasan angin matahari mendistribusikan massa atmosfer. Dampaknya sangat signifikan sehingga mengatasi efek gesekan pasang surut yang disinari cahaya bintang terbias dari satelit yang mengorbit, seperti bumi dan Bulan.
Leconte mengatakan, bulan selalu menunjukkan sisi yang sama karena gelombang terangkat oleh Bumi membuat gesekan yang mengubah rotasi. Bulan berada dalam rotasi sinkron dengan Bumi karena waktu yang dibutuhkan untuk berputar sekali pada porosnya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Itu sebabnya ada sisi gelap bulan dan teori pasang surut, tetapi mengabaikan efek atmosfer. 
Para ilmuwan mengatakan bahwa beberapa exoplanets yang ditemukan tidak dalam keadaan rotasi sinkron, seperti yang diyakini sebelumnya. Sementara model ini menunjukkan bahwa ilmuwan menduga ada siklus siang dan malam yang membuat exoplanet jauh lebih mirip dengan Bumi. Durasi hari-hari planet itu bisa bertahan antara beberapa minggu dan beberapa bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar